Selasa, 23 September 2014

AIR TAWAR DARI AIR LAUT

AIR TAWAR DARI AIR LAUT 

Assalamu alaikum.wr.wb

     ABSTRACT  
FRESH WATER FROM SEA WATER.  An adequate supply of fresh water containing a
minimum of dissolved minerals is essential to life. Natural water supplies on land
ultimately upon nature's own purification system, namely the evaporation of surface
water and its subsequent precipitation as rain. There are, however, some areas where there
is a serious shortage of water. The problem is particularly acute on the comparatively
small, densely populated islands. The demand for water is increasing from time to time
due to the world's growing populations. And as living standard are rising, in many parts
of the world, so is the demand for water. To fulfil this water demand, therefore, some
efforts have been done including sea water purification. Some met hods of purifying sea
water, namely through destilation, freezing, ionization and other me thods, are presented
in this article.

PENDAHULUAN 
Tanaman, hewan dan manusia membu-tuhkan air tawar yang mengandung sedikit
(jumlah minimum) mineral bagi kelangsung-an hidupnya. Persediaan air tanah tergantung
dari sistem pemurnian air secara alami.
Manusia mungkin menyimpan atau menghe-mat air tawar dengan membuat bendungan-bendungan dan waduk-waduk, tetapi di ber-bagai bagian dunia bahaya kekurangan air
tetap terjadi. Problem ini merupakan masalah yang akut pada daerah yang berarea sempit tetapi berpenduduk sangat padat. Meskipun curah hujan di daerah itu sedang, tak cukup air tawar untuk memenuhi ke-butuhan seluruh penduduk. Tambahan pula, kekurangan   air   tawar   ini   makin   terasa meningkat dari hari ke hari. Ada tuntutan terus-menerus untuk meningkatkan produksi
pangan dalam rangka memenuhi kebutuhan pangan penduduk dunia yang makin bertam-bah. Hal ini antara lain dapat diperoleh dengan mengairi dan menanami daerah-dae-rah yang bercurah hujan sedikit, atau disebut intensifikasi pertanian. Makin tinggi taraf hidup manusia, disadari bahwa kebu-tuhan air tawar makin meningkat. Oleh karena itu, para ahli tanah terus berusaha
mencari tandon air bawah tanah yang baru. Sementara itu, para ilmuwan mencoba ber-bagai cara untuk memproduksi air tawar dari tandon air alami yang terbesar di dunia, yaitu laut (KOGAN 1974).



SIKLUS AIR DI ALAM 
     Laut merupakan tandon air alami ter-besar di dunia dan terus menerus diuapkan oleh radiasi sinar matahari (Gambar 1). Uap air yang terbentuk segera membubung tinggi ke udara. Pada waktu mencapai lapis-an atmosfir di atas, temperaturnya makin merendah sehingga uap air tersebut
mengembun membentuk awan. Karena ada perbedaan tekanan udara di atas laut dan di
atas daratan, awan-awan akan bergerak ke arah daratan dan akhirnya mencapai dataran tinggi atau daerah pegunungan. Ketika udara di dataran tinggi menurun, awan akan berubah me njadi butiran-butiran air yang kemudian jatuh ke bumi sebagai hujan. Sebagian air yang mencapai tanah
segera menguap oleh panas tanah, sebagian lagi mungkin tinggal di atas permukaan tanah atau meresap ke dalam tanah. Hal ini tergantung dari sifat permukaan tanah tersebut. Apabila struktur tanah berpori-pori, air dapat meresap sampai mencapai lapisan batuan yang kedap air dan memben-tuk tandon air di bawah tanah (Gambar 2), atau mengalir ke kaki bukit dan muncul di
permukaan tanah sebagai mata-air. Sejum-lah air yang merembes ke dalam tanah di-serap oleh akar-akar tanaman, kemudian kembali ke atmosfir sebagai uap air melalui penguapan pada daun—daunnya. Air hujan yang tinggal di atas permukaan tanah ber-gabung sebagai aliran menuju sungai dan akhirnya mencapai laut. Air limbah industri dan rumah tangga dibuang melalui selokan
selokan ke sungai dan akhirnya juga kembali ke laut (BATES & EVANS 1976).

BEBERAPA CARA PEMURNIAN 
AIR LAUT 
Pada dasarnya, prinsip permurnian air laut adalah memisahkan garam dari air laut sehingga diperoleh air tawar, yang dapat di-lakukan seperti berikut :
1.    Penyulingan Percobaan pertama untuk memisahkan garam dari air laut adalah meniru cara alam,        yaitu dengan menguapkan air laut kemudian mengembunkan uapnya kembali. Ketika air laut dipanaskan, hanya air yang menguap, garam-garam yang  terlarut tetap tinggal dalam larutan (air
laut). ADIWIREJA (1984) mengemukakan suatu cara sederhana untuk menyuling air laut (Gambar 3). Pada alat suling ini, bagian dalam wadah perebus air laut dilengkapi dengan pipa-pipa tegak untuk memperluas permukaan air yang dipanaskan. Dengan perluasan ini dapat diperoleh banyak uap air dalam waktu relatif singkat. Alat suling ini dapat dipergunakan sebagai perlengkapan kapal penangkap ikan atau penyediaan air minum di perkampungan-perkampungan nelayan yang jauh dari sumber air tawar. Bahan bakar seperti kayu, arang batu, minyak tanah dapat dipergunakan sebagai tenaga pemanas pada alat ini. Kemudian, cara ini dikembangkan untuk mesin-mesin suling yang menggunakan bahan bakar minyak atau tenaga matahari (solar system). Pada umumnya, bahan bakar minyak sangat mahal sehingga dicari berbagai cara untuk menghemat bahan bakar tersebut,
misalnya :
a. Memasukan kembali air pendingin ke dalam tempat pendidih air. Karena air pendingin tersebut telah me-nyerap panas dari uap air berarti sudah ada pemanasan awal, sehingga pemasukan
kembali air ini sebagai sumber uap dapat menghemat waktu dan tenaga pemanas.

 b. Memanaskan air di bawah tekanan atmosfir. Pada tekanan atmosfir (760 mm Hg), air mendidih pada temperatur 100° C. Tetapi, bila tekanannya dinaikkan menjadi dua kali (1520 mm Hg),
air tidak mendidih sampai temperatur mencapai 120,1° C. Sebaliknya, apabila tekanan udara dikurangi menjadi separuhnya, penguapan akan segera terjadi, ini dikenal dengan sebutan 'penguapan secara kilat' (flash evaporation). Penguapan bertambah cepat apabila tekanan udara dikurangi lagi (KOGAN 1974).




Selengkapnya anda bisa download pdf nya di link di bawah ini :
Download air tawar dari air laut


terima kasih

Tidak ada komentar:

Posting Komentar